Jumat, 24 Januari 2014

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Kau membunuh setiap pucuk perasaan itu. Tumbuh satu langsung kau pangkas. Barsemai satu langsung kau injak. Menyeruak satu langsung kau cabut tanpa ampun. Kau tak pernah memberikan kesempatan. Karena itu tak mungkin bagimu, kau malu mengakuinya walaupun kau sedang sendiri. Dan kini, tunas-tunas perasaanmu tak bisa kau pangkas lagi. Semakin kau tikam dia tumbuh dua kali lipatnya, semakin kau injak helai daun barunya semakin banyak. Dan, kau bahkan memutuskan untuk menyiram mati hingga ke akar-akarnya perasaan itu, membakarnya. Kau membunuh perasaan itu seketika tanpa ampun saat pertama kali bersemi.

Orang yang memendam perasaannya sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata mana simpul yang dusta.